pss-web-logopss-web-logopss-web-logopss-web-logo
  • HOME
  • PSS DUREN
    • A Little Story of Gudskul
    • Zodiac of PSSDuren
    • Past Projects
      • Praktik Spasial | E-Flux
      • Audio Guides for National History Museum
      • Talking About Dhaka and the Summit
  • TE.Inc
    • Our Experiences with Residency Artists
  • PROGRAMS
    • OSLOW
      • OpenLab v.01 – OSLOW
    • Koramal
    • Toko B/U
  • OUR TEAM
    • Ahmad Hilal
      • Artifacial
    • Duta Adipati
    • Gusmarian
      • Swasembada Ala Petani Kesorean
    • Lilu Herlambang
      • Chaotic Sitting
    • Ratih Ardianti
      • .riuh di balik redam.
        • Sejenak Activity sheet
  • PARTNERS
    • Bengkel 3 & 4
    • Sikukeluang
    • Ruangrupa
    • Serrum
    • Grafis Huru Hara
    • Gudskul
    • RURU radio
  • CONTACT US

Ratih Ardianti

Ratih Ardianti

Raditi adalah nama sapaan dari Ratih Ardianti. Telah menyelesaikan studi sarjananya di Universitas Bina Nusantara, dengan jurusan Desain Komunikasi Visual. Saat ini ia menjadi peserta studi kolektif di Gudskul, dan bagian dari tim Pengembangan dan Pendidikan di Kelas Gambar.

 

Pada Februari dan Mei 2019 lalu, Raditi baru saja mengadakan pameran pertama dan keduanya di Gudskul, Jakarta. Menampilkan karya-karya  dari empat kelas shortcouse yang pernah diikuti. Seperti instalasi dengan tema seni dan terapi , edukasi, dan aktivasi dari kampanye edukasi berjudul “AppreciArtsy Seni“ untuk anak, di galeri RURUkids.

 

Semua itu berdasar pada minatnya yang besar pada seni visual, kesehatan mental, dan pendidikan anak. Disamping mengkurasi karya seni, ia juga gemar mengkurasi daftar putar (playlist) lagu-lagu pilihan, menulis puisi, dan membaca tarot.


Proyek personalnya untuk Gudskul berjudul .riuh di balik redam., yang mengangkat topik terkait kesehatan mental. Spesifiknya pada area di luar wilayah kota besar ; seperti di desa. Terinspirasi dari sebuah gerakan dengan topik yang sama, dimana mereka memberikan perhatian lebih seperti aktivitas kreatif sebagai sarana pengembangan diri untuk orang dengan gangguan jiwa yang berada di suatu desa di Jawa Timur. Ia ingin merespon hal tersebut dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya fasilitas dan diskusi mengenai kesehatan mental terutama  jika melihat apa yang terjadi di daerah yang ada di luar wilayah perkotaan.

Raditi, a short nickname taken from Ratih Ardianti, has completed her undergraduate studies at Bina Nusantara University, majoring in Visual Communication Design. She is currently a participant in collective studies at Gudskul, and part of the Development and Education team in Kelas Gambar.

 

In February and May 2019, Raditi had just held her first and second exhibition in Gudskul, Jakarta, showing works from four short course classes that she had followed. Her installation brought the theme of art and therapy, education, and activation of the education campaign titled “AppreciArtsy” for children, exhibited in the RURUkids gallery.

 

All of that is based on her great interest in visual arts, mental health, and children’s education. Besides curating artwork, she also likes curating playlists of selected songs, writing poetry, and reading tarot.

 

Her personal project for Gudskul is titled “.riuh dibalik redam.,” which raises topics related to mental health. Specifically in areas outside the city area; like in the village. She was inspired by a movement with the same topic, where they give more attention to creative activities as a means of self-development for people with mental disorders who are in a village in East Java. She wants to respond to this and increase public awareness of the importance of facilities and discussions about mental health, especially if you see what is happening in areas outside the urban areas.

personal project

.riuh di balik redam.

Karya plasticine sculpture ini adalah perwujudan tiga dimensi yang tercipta dari merespon 8 karya gambar dua dimensi warga binaan Waluyo Jiwo yaitu Purnomo, Ahmad Sholeh, Fatatik Fatimah, dan Muhaimin, yang sudah dikurasi. 

“Bring it to life”, karya – karya dua dimensi itu kini memiliki tinggi, lebar dan volume juga warna. Karya ini juga bagian dari proyek seni .riuh di balik redam., kolaborasi Raditi dengan Waluyo Jiwo.

Berkutat pada topik kesehatan mental dan art & play therapy, pemilihan media pun disesuaikan. Plasticine atau clay mainan adalah salah satu media dalam art n play therapy, media ini juga sesuatu yang erat kaitannya dengan childhood memories, dimana ketiganya bisa menjadi suatu aktivitas ‘healing’ ketika disatukan dan dilakukan. Ketika membentuknya juga seakan mengingatkan pada proses penciptaan atau pembentukan. Seperti aktivitas kreatif menggambar, melukis, mewarnai bagi para orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dilakukan oleh Waluyo Jiwo.

This plasticine sculpture work is a three-dimensional embodiment created by responding to 8 two-dimensional drawings of Waluyo Jiwo’s assisted residents, namely Purnomo, Ahmad Sholeh, Fatatik Fatimah, and Muhaimin, which have been curated.

 

“Bring it to life”, these two-dimensional works now have height, width and volume as well as color. This work is also part of the art project .riuh di balik redam., a collaboration between Raditi and Waluyo Jiwo.

 

Concerning mental health and art & play therapy topics, the choice of medium is also adjusted. Plasticine or clay is one of the media used in art and play therapy. This medium is also closely related to childhood memories, where the two of them can become a ‘healing’ activity when put together and carried out. The process of molding it also seems to remind of the process of creation or formation. Creative activities such as  drawing, painting, coloring for people with mental disorders (ODGJ) were carried out by Waluyo Jiwo.

   

© 2020 PSS Duren.